fokuslah
forum diskusi ilmiah
Selasa, 02 November 2010
YANG HARUS DIMILIKI OLEH GURU
oleh: domi putra hamparan
1. PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagi aspek yang saling berkaitan. Dalam embelajaran itu juga pendidik berhadapan dengan peserta didik yang memiliki latar belakang, sikap, dan potensi yang berbeda-beda. Dan kesemuna itu memiliki pengaruhterhadap kebiasaan dalam mengikuti pembelajaran. Untuk kepentingan memperbaiki pola penyerapan peserta didi, seorang pendidik harus memiliki keterampilan-keterampilan dasar.
2. PEMBAHASAN
Keterampilan dasar mengajar ini merupakan keterampilan yang mutlak harus dipunyai oleh guru atau tenaga pendidik. Keterampilan dasar itu ialah:
A. Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan merupakan suatu respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan kemungkinan terulangnya kembali perilaku tersebut di saat yang lain dengan kualitas yang lebih.
Penguatan bertujuan untuk meningkatkan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, merangsang dan meningkatkan motivasi belajar dan membina perilaku yang produktif.
Syaiful Bahri Djamarah menyebutkan bahwa tujuan dari penguatan adalah untuk:
a. Meningkatkan perhatian siswa dan membantu siswa belajar bila pemberian penguatan diberikan secara selektif.
b. Memberi motivasi kepada siswa.
c. Dipakai untuk mengontrol atau mengubah tingkah lakusisswa yang mengganggu, dan meningkatkan cara belajar yang produktif.
d. Mengembangkan kepercayaan diri siswa untuk mengatur diri sendiri dalam pengalaman belajar.
e. Mengarahkan terhadap pengembangan berfikir yang divergen dalam pengambilan inisiatif yang bebas.
Dalam pemberian penguatan diperlukan penggunaan komponen keterampilan yang tepat. Komponen tersebut ialah:
a. Penguatan verbal
Penguatan verbal ialah penguatan yang dinyatakan dengan ucapan kata atau kalimat.
b. Penguatan nonverbal
Penguatan nonverbal ialah pengatan yang dinyatakan dengan bahasa tubuh (body language).
Bila kita kaji lebih jauh penguatan nonverbal ini dapat dibagi menjadi bebrapa cara:
• Penuatan gestural
Pengutan gestural merupakan segala jenis gerakan tubuh yang dapat memberikan nilai positif terhadap peserta didik.
• Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
• Penguatan berupa tanda
• cara sentuhan
• Penguatan dengan cara mendekati
Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.
Agar memberi pengaruh yang efektif, semua bentuk penguatan harus diberikan dengan memperhatikan siapa sasarannya dan bagaimana teknik pelaksanaannya. Di samping itu juga perlu diingat bahwa penguatan harus diberikan dengan hangat dan penuh semangat, harus bermakna bagi siswa, dan jangan menggunakan kata-kata yang tidak pada tempatnya.
B. Keterampilan Bertanya
Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik.
Dalam artikelnya yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar” (09 April 2010) arifin muslim menyebutkan keterampilan bertanyan bertujuan untuk:
1. Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar.
2. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat.
3. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik.
4. Melatih peserta didik berfikir divergen.
5. Mencapai tujuan belajar.
Syaiful bahri djamarah mengemukakan tujuan keteramapilan bertanya secara lebih terperinci:
1. Untuk meningkatkan perhatian dan rsa ingin tahu siswa terhadap topik.
2. Memfokuskan perhatian pada satu konsep msalah tertentu.
3. Mengembangkan belajar secara aktif
4. Menstimulasi siswa untuk bertanya pada diri sendiri ataupun orang lain.
5. Menstruktur suatu tugas sedemikian rupa, sehingga siswa akan belajar secara maksimal.
6. Mengkomunikasikan kelompok, bahwa keterlibatan dalam belajar adalah sangat diharapkan, demikian juga partisipasi semua anggota kelompok.
7. Mendiagnosisi kesulitan belajar.
8. Memberi kesempatan siswa untuk mengasimulasi dan merefleksi informasi.
9. Mengembangkan kemampuan berfikir siswa.
10. Mengembangkan refleksi dan komentar siswa terhadap respon siswa lain maupun guru.
11. Memberi kesempatan siswa untuk belajar sendiri.
12. Menungkapkan keinginan yang sebenarnya dari siswa melalui ide dan perasaannya.
Ada dua keterampilan bertanya yang perlu dikuasai oleh guru yakni meliputi keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan.
1. Keterampilan bertanya dasar mamiliki kriteria;
a. Pertanyaan yang jelas dan singkat,
b. Pemberian acuan berupa penjelasan singkat yang berisi informasi yang sesuai dengan jawaban yang diharapkan,
c. Memusatkan perhatian peserta didik,
d. Memberi giliran dan menyebarkan pertanyaan,
e. Memberikan waktu yang cukup,
f. Hangat dan antusias,
g. Menuntun siswa dalam memberikan jawaban dengan baik dan benar.
2. Keterampilan bertanya lanjutan memiliki kriteria;
a. Pengubahan tuntunan tingkat kognitif yaitu guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari hanya sekadar mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain seperti penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi,
b. Pengaturan urutan pertanyaan yaitu pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling kompleks secara berurutan,
c. Peningkatan terjadinya interaksi yaitu jika ada peserta didik yang bertanya, guru tidak menjawab secara langsung, tetapi dilontarkan kembali ke seluruh peserta didik untuk didiskusikan.
Secara umum Edi Soegito dan Yuliani Nuraini dalam Modul Kemampuan Dasar Mengajar menguraikan pertanyaan yang baik memiliki kriteria-kriteria khusus seperti: jelas, informasi yang lengkap, terfokus pada satu masalah, berikan waktu yang cukup, sebarkan terlebih dahulu pertanyaan kepada seluruh siswa, berikan respon yang menyenangkan sesegera mungkin dan yang terakhir tuntunlah jawaban siswa sampai ia menemukan jawaban sendiri.
C. Keterampilan Variasi
Keterampilan variasi merupakan keterampilan guru dalam menggunakan bermacam kemampuan untuk mewujudkan tujuan belajar peserta didik sekaligus mengatasi kebosanan dan menimbulkan minat, gairah dan aktivitas belajar mengajar yang efektif.
Tujuan utama mengadakan variasi dalam kegiatan pembelajaran untuk mengurangi kebosanan siswa sehingga perhatian mereka terpusat pada pelajaran.
Secara detil tujuan penggunaan variasi dalam proses pembelajaran adalah untuk:
a) Menghilangkan kejemuan dalam mengikuti proses belajar.
b) Mempertahankan kondisi optimal belajar.
c) Meningkatkan perhatian dan motivasi peserta didik.
d) Memudahkan pencapaian tujuan pengajaran.
Dalam mengguankan keterampilan variasi hendaknya semua jenis variasi digunakan, di samping itu komponen masing-masing juga harus dipertahankan. Jenis dan komponen-komponen itu ialah:
• Variasi gaya mengajar meliputi suara jeda, pemusatan, gerak dan kontak pandang.
• Variasi media dan bahan ajar dapat dilakukan dengan pemanipulasian indra pendengar, penglihatan, pencium, peraba dan perasa. Komponen variasi ini erat kaitannya dengan metode dan alat bantu pembelajaran.
• Variasi interaksi mencakup pola hubungan antara pendidik denagn peserta didik.
Penerapan keterampilan mengadakan variasi harus dilandasi dengan prinsip-prinsip seperti:
• Dilakukan Secara Wajar, Jangan Dibuat-Buat
• Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan
• Penggunaan variasi harus benar-benar terstruktur dan direncakan sesuai dengan bahan, metode, dan karakteristik peserta didik.
D. Keterampilan Menjelaskan
Menjelaskan merupakan memberi informasi secara lisan yang diorganisir secara sistematis sehingga dalam penyajiannya dapat dengan mudah dipahami ole peserta didik.
Agar penjelasan dapat dengan mudah diserap oleh peserta didik, seorang pendidik harus memperhatikan komponen-komponen penjelasan seperti:
a. Perencanaan penjelasan, mencakup:
• Isi pesan dipilih dan disusun secara sisitematis disertai contoh.
• Harus disesuaikan dengankarekteristik peserta didik.
b. Penyajian penjelasan, mencakup:
• kejelasan,
• penggunaan contoh dan ilustrasi yang mengikuti pola induktif dan deduktif
• pemberian tekanan pada bagian-bagian yang penting, serta
• umpan balik dari peserta didik.
E. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk mengkondisikan mental peserta didik agar siap dalam menerima pelajaran. Kegiatan membuka pelajaran dimaksudkan untuk menyiapkan mental siswa agar ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
Keterampilan menutup pelajaran adalah keterampilan guru dalam mengakhiri kegitan inti pelajaran. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan dengan maksud untuk memusatkan perhatian siswa pada akhir penggal kegiatan atau pada akhir pelajaran.
Penerapan keterampilan membuka dan menutup oelajaran harus berdasarkan prinsip keberkenaan dan kebersinambungan. Selain itu, untuk memenuhi prinsip-prinsip tersebuthruslah kita mem[perhatikan komponen-komponennaya, seperti:
a. Menarik perhatian dan menimbulkan motivasi
b. Memberi acuan dan membuat kaitan.
Dalam menutup pelajarankomponen-omponennya meliputi:
a. Review (meninjau kembali)
b. Evaluasi
c. Follow up
F. Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Secara garis besar terdapat dua komponen utama dalam pengelolaan kelas yaitu:
a. Keterampilan yang berhubungan dengan tindakan preventif berupa penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
b. Keterampilan yang berkembang dengan tindakan kreatif berupa pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Semua komponen keterampilan mengelola kelas memmiliki tujuan yang baik untuk peserta didik dan pendidik, seperti:
a. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas yang memungkinkan peserta didik memgembangkan kemampuannya secara optimal
b. Menghilangkan berbagai hambatan dan pelanggaran disipilin yang dapat merintangi terwujudnya interaksi belajar mengaja
c. Mempertahankan keadaan yang stabil dalam susana kelas, sahingga bila terjadi gangguan dalam belajar mengajar dapat dikurangi dan dihindari
d. Melayani dan membimbing perbedaan individual peserta didik
e. Mengatur semua perlengkapan dan peralatan yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan intelektual peserta didik dalam kelas.
Ada enam prinsip yang perlu dipelajari dan dikuasai oleh guru dalam mengelola kelas:
a. Keluwesan, digunakan untuk mengubah strategi belajar sehingga suausana tetap kondusif
b. Kehangatan dan keantusiasan
c. Bervariasi, gunakan variasi dalam proses belajar mengajar
d. Tantangan, penggunaan kata-kata, tindakan atau bahan sajian yang menantang
e. Tanamkan disiplin diri
f. Menekankan hal-hal positif, memikirkan hal positif dan menghindarkan konsentrasi pada hal negatif.
G. Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses belajar yang dilakukan dalam kerja sama kelompok bertujuan memecahkan suatu permasalahan, mengkaji konsep, prinsip atau kelompok tertentu.
Adapun prinsip-prinsip membimbing diskusi kelompok kecil :
a. Laksanakan diskusi dalam suasana yang menyenangkan
b. Berikan waktu yang cukup untuk merumuskan dan menjawab permasalahan
c. Rencanakan
d. Diskusi kelompok dengan sistematis
e. Bimbinglah dan jadikanlah diri guru sebagai teman dalam diskusi
Komponen keterampilan guru dalam megembangkan pembimbingan kelompok kecil :
a. Memperjelas permasalahan
b. Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
c. Pemusatan perhatian
d. Menganalisa pandangan peserta didik
e. Meningkatkan urutan pikiran peserta didik
f. Menutup diskusi
Hal-hal yang harus dihindari dalam membimbing diskusi kelompok kecil :
a. Melaksanakan diskusi yang tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik
b. Tidak memberikan kesempatan yang cukup kepada peserta didik untuk memikirkan pemecahan masalah
c. Membiarkan diskusi dikuasai oleh peserta didik tertentu
d. Membiarkan peserta didik mengemukakan pendapat yang tidak ada kaitannya dengan topik pembicaraan
e. Membiarkan peserta didik tidak aktif
f. Tidak merumuskan hasil diskusi dan tidak membentuk tindak lanjut
H. Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Pengajaran kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu bentuk pembelajaran yang memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap peserta didik, dan menjalin hubungan yang lebih akrab antara guru dengan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik.
Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dapat dilakukan dengan:
1. Mengembangkan keterampilan dalam pengorganisasian, dengan memberikan motivasi dan membuat variasi dalam pemberian tugas.
2. Membimbing dan memudahkan belajar, yang mencakup penguatan, proses awal, supervisi, dan interaksi pembelajaran.
3. Pemberain tugas yang jelas, menantang dan menarik.
Untuk melakukan pembelajaran perorangan perlu diperhatikan kemampuan dan kematangan berpikir peserta didik agar apa yang disampaikan bisa diserap dan diterima oleh peserta didik.
Selain beberapa komponen keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh seorang guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan, guru juga harus kreatif, profesional, dan menyenangkan dengan memposisikan diri sebagai berikut;
1. Orang tua yang penuh kasih sayang pada peserta didiknya.
2. Teman, tempat mengadu, dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
4. Fasilitator yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai dengan minat, kemampuan, dan bakatnya.
5. Pemberi sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
6. Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab kepada peserta didik.
7. Membiasakan peserta didik untuk saling bersilaturrahmi dengan orang lain.
8. Mengembangkan kreativitas peserta didik.
3.PENUTUP
Dengan memiliki beberapa keterampilan mengajar yang telah diuraikan di atas diharapkan guru tidak lagi menjadi figur yang menakutkan bagi peserta didiknya, sehingga peserta didik akan senantiasa memiliki perasaan yang nyaman jika berada dalam proses pembelajaran dan akan senantiasa memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Arifin Muslim, 2010, Keterampilan Dasar Mengajar. wordpress:http//:arifinmuslim.wordpress.com
Edi Soegito dan Yuliani Nuraini, 2003, Kemampuan Dasar Mengajar. jAKArta: Universitas Terbuka
Winata Putra, H. Udin.S., dkk, 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Tarbuka
Rabu, 14 Juli 2010
Ukhtyna wa Akhyna PBA
BUAT YANG PUNYA Cerita, pengalaman, pendidikan, n info terbaru tentang Prodi Bahasa Arab....Baik dari Alumni maupun yang masih aktif di kampus agar dapat mengisi blog ini ok....Syukron....
Selasa, 06 Juli 2010
rpp
by; domi putra
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Satuan Pendidikan : Madrasah Tsanawiyah
Sekolah : MTsN MODEL Sungai Penuh
Kelas / Semester : II
Alokasi waktu : 2 X 45 menit
Tahun Pelajaran : 2009-2010
Standar Kompetensi : Menguasai 250 kosakata baru dengan struktur kalimat (tarikh al-kalimat) yang benar dan baik sesuai dengan tema-tema yang tersedia dalam materi pokok, peserta didik memiliki skill untuk memahami teks-teks berbahasa Arab serta menggunakannya dalam bahasa percakapan dan insya’ muwajjah.
Kompetensi dasar : Dengan menggunakan 25-30 mufradat baru dan struktur kalimat yang mengandung bentuk-bentuk kata isim, fi’il, dan harfun, peserta didik mampu membaca, memahami, berbicara dan menulis dalam insya’ muwajjah sesuai tema materi pokok.
Indikator : a. Kosakata;
• Siswa mampu mengucapkan mufradat (kosakata).
• Siswa mampu menterjemahkan mufradat.
b. Tata Bahasa;
• Siswa membedakan mufradat, mana yang isim, fi’il dan huruf.
tujuan pebelajaran : a. Diharapkan siswa mampu mengucapkan mufradat dengan benar.
b. Diharapkan siswa mampu menterjemahkan mufradat dengan benar.
c. Diharapkan siswa mampu menerapkan stuktur kalimat dan menetukan jabatan dalam kalimat sempurna.
Materi pokok : a. Kosakata tentang isim, fi’il dan harfun.
b. Struktur kalimat yang mengandung bentuk-bentuk kata isim, fi’il dan harfun.
Kegiatan pembelajaran : a. Kegiatan awal:
• 15 menit pertama mengecek kehadiran siswa.
• Mengevaluasi siswa mengenai materi pertemuan yang lalu.
b. Kegiatan Inti:
• Mendengarkan bacaan sisiwa, satu paragrap persiswa.
• Membacakan kembali teks tersebut di depan siswa secara benar.
• Mengajak siswa membuka kamus untuk mencari kosakata yang dianggap sulit.
• Menjelaskan jabatan kata dalam kalimat.
• Meminta siswa untuk mencari contoh isim, fi’il dan hiruf selain yang berada di dalam teks.
c. Kegiatan Penutup:
• Memberikan tugas berkenan materi pokok.
Media dan Sumber Pemelajaran: - Buku paket
- Kamus
- Papan tulis
- Spidol
- Kertas yang telah ditulis kosakata, dan kemudian dipotong-potong menjadi kecil.
Penilaian :
• Siswa diminta untuk menjelaskan pengertian isim, fi’il dan huruf, serta contoh-contohnya!
GURU BIDANG STUDI
........
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Arab
Satuan Pendidikan : Madrasah Aliyah
Sekolah : MAN 1 Sungai Penuh
Alokasi waktu : 2X 45 menit
Kelas / Semester :II
Tahun Pelajaran : 2009-2010
Standar Kompetensi : Menguasai 250 kosakata baru dengan struktur kalimat (tarikh al-kalimat) yang benar dan baik sesuai dengan tema-tema yang tersedia dalam materi pokok, peserta didik memiliki skill untuk memahami teks-teks berbahasa Arab serta menggunakannya dalam bahasa percakapan dan insya’ muwajjah.
Kompetensi dasar : Dengan menggunakan 25-30 mufradat baru dan struktur kalimat yang mengandung bentuk-bentuk kata al-fa’il dan maf’ulun bih, peserta didik mampu membaca, memahami, berbicara dan menulis dalam insya’ muwajjah sesuai tema materi pokok.
Indikator : a. Struktur kalimat
• Sisiwa mampu menerapkan struktur dan menentukan jabatan dalam kalimat sempurna.
b. Menulis
• Siswa mampu menyusun kata yang diberikan secara acak sehingga menjadi kalimat sempurna.
• Siswa mampu memahami dan membedakan antara fa’il dan maf’ulun bih.
Tujuan pembelajaran :a. Supaya sisiwa mampu mengenali bentuk kalimat dan unsur-unsur kalimat yang sempurna.
b. Supaya siswa mampu menerapkan atau menyusun sebuah kalimat yang sempurna dan sesuai kaidah bahasa arab.
c. siswa diharapkan mampu membuat sebuah contoh kalimat yang mengandung fail dan mafulun bih dalam bentuk sebuah karya tulis.
Materi pokok : a. Membaca teks yang mengandung fa’ilun dan maf’ulun bih.
b. Latihan menulis kalimat dengan mufradat dan stuktur kalimat yan mengandung fa’il dan maf’ulun bih.
Kegiatan pembelajaran : a. Kegiatan awal
• 15 menit pertama mengecek kehadiran siswa.
• Mengevaluasi siswa mengenai materi pertemuan yang lalu.
b. Kegiatan Inti
• Mendengarkan bacaan sisiwa, satu paragrap persiswa.
• Membacakan kembali teks tersebut di depan siswa secara benar.
• Menjelaskan fungsi fa’il dan maf’ulun bih dalam kalimat sempurna.
• Menjelaskan perbedaan antara fa’il dan maf’ulun bih.
• Memberikan kata-kata acak dan meminta siswa untuk mnyusunnya menjadi kalimat sempurna.
c. Kegiatan Penutup
• Memberikan tugas berkenan materi pokok.
Media dan sumber pembelajaran: - Buku paket
- Kamus
- Artikel yang berkenaan materi.
- Papan tulis
- Spidol
- Kertas yang telah dituliskan kata-kata acak, dan kemudian dipotong-potong menjadi kecil.
Penilaian :
• Siswa diminta untuk menjelaskan pengertian fa’ilun dan maf’ulun bih, serta contoh-contohnya!
• Siswa diminta untuk menulis contoh kalimat yang mengandung fa’ilun dan ma’ulun bih.
GURU BIDANG STUDI
........
Selasa, 22 Juni 2010
PEDOMAN SKRIPSI
SILABUS DAN SISTEM PENELITIAN
Jumat, 18 Juni 2010
makalah spi
SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI PULAU KALIAMNTAN, SULAWESI DAN MASA MATARAM
A. Sejarah Pendidikan Islam di Kalimantan
1. Sejarah masuknya islam di
Di Kalimantan, Islam masuk melalui
2. Pendidikan islam di Kalimantan
Madrasah tertua di daerah ini adalah Madrasatun Najah Wal Fatah di Sei Bakau Besar Mempawah yang didirikan pada tahun 1918 M. Kemudian berdirilah beberapa madrasah di kota-kota, bahkan sampai di desa-desa, berupa madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah. Seperti madrasah :
- Madrasah Perguruan Islam di Sambas (1922 M)
Madrasah ini salah satu madrasah tertua di kalimantan barat, yang berdiri tahun 1922 M. Kemudian berganti nama menjadi Tarbiyatul Islam. Lama pelajarannya 5 tahun dan ditambah 1 tahun lagi untuk kursus agama. Yang di terima masuk sekolah ini adalah murid-murid tamatan SR.
- Madrasah Al-Raudhatul Islamiyah di Pontianak (1936)
Madrasah ini didirikan pada tanggal 6 Juni 1936 M. Madrasah Al-Raudatul Islamiyah terdiri dari dua bagian :
1. Bagian Ibtidaiyah, lama belajarnya 6 tahun
2. Bagian Tsanawiyah, lama belajarnya 3 tahun
- Persatuan madrasah-madrasah Islam (PERMI) Indonesia Pontianak yang didirikan pada tahun 1954 M dengan maksud:
1. Menyatukan nama-nama madrasah dengan nama yang sederhana, yaitu Madrasah Islam Al-Ibtidaiyah (SRI) dan Madrasah Islam Tsanawiyah (SMIP).
2. Menyatukan leerplan dari kitab-kitabnya.
3. Mendirikan satu ikatan sebagai federasi.
- Sekolah menengah Islam Pertama (SMIP)di Banjarmasin yang didirikan pada tanggal 15 Oktober 1946. Lama pelajaran 5 tahun, dan terdiri dari 6 kelas. Yang diterima masuk sekolah ini adalah :
1. Tamatan SR VI tahun diterima masuk kelas A. Pelajarannya 75% Agama dan 25% umum
2. Tamatan Madrasah 5 atau 6 tahun diterima masuk kelas B. Pelajarannya 25% Agama dan 75% umum
Setelah 1 tahun di kelas A dan B kemudian siswanya naik ke kelas C. Pelajarannya 50% Agama dan 50% umum. Setelah 1 tahun di kelas C, maka siswanya naik ke kelas I, kemudian kelas II, dan kelas III.
- Normal Islam Amuntai ( 1928 )
Madrasah ini didirikan oleh H. Abdur Rasyid keluaran Al-Azhar Mesir pada tahun 1928 dengan nama Arabische Schol.
Setelah H. Abdur Rasyid wafat, maka madrasah ini dipimpin oleh H. Juhrikeluaran Al-Azhar mesir sampai akhir tahun 1941.
Kemudian pimpinan madrasah dipimpin oleh Ustaz M. Arif Lubis mantan guru dipondok Modrn Gontor Ponorogo. Dan nama madrasah kemudian dirubah menjadi Ma’had Rasyidiyah, Amuntai. Dan rencana pengajarannyapun dirubah menurut aliran zaman.
Pada tahun 1945 pimpinan madrasah ini berganti lagi dan rencana pelajarannya disusun baru, disesuaikan dengan hajat masyrakat dan di jadikan Sekolah Guru dengan nama Normal Islam Amuntai.
- Perkumpulan Ikatan Madrasah-Madrasah Islam (IMI) pada tahun 1945. Perkumpulan ini mempunyai tujuan dan maksud, yaitu:
1. Menciptakan adanya pendidikan dan pengajaran Islam
2. Memperluas berdirinya perguruan-perguruan Islam
3. Memperbaiki organisasi dan leerplan perguruan-perguruan Islam yang telah ada agar sesuai dengan hajat masyarakat.[3]
B. Sejarah Pendidikan Islam di
1. Sejarah masuknya Islam di Sulawesi
Di Sulawesi Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke
Syekh As’ad di Singkang salah seorang yang berjasa dalam perkembangan pondok/pesantren. Sistem pengajarannya sama dengan sistem pengajaran yang ada di Jawa, Sumatera dan daerah lainnya.
2. Pendidikan Islam di Sulawesi
Madrasah-madrasah di
- Madrasah Amiriah Islamiah di Bone (Sulawesi Selatan tahun 1933). Pelindung utama madrasah ini adalah Raja Bone, Andi Mappankjuki. Ilmu yang diajarkan tidak ilmu agama saja, melainkan juga pengetahuan umum. Madrasah ini mempunyai tiga bagian, yaitu: Ibtidaiyah (50% ilmu agama dan 50% pengetahuan umum), Tsanawiyah (60% ilmu agama dan 40% pengetahuan umum), Mu’alimin (80% ilmu agama dan 20% pengetahuan umum).
- Madrasah Wajo Tarbiyah Islamiyah (1931) yang kemudian diubah namanya menjadi Madrasah As’adiyah. Madrasah ini terbagi dalam 3 tingkat, yaitu :
1. Tingkat Awaliyah
2. Tingkat Ibtidaiyah
3. Tingkat Tsnawiyah
4. Tingkat Aliyah
- Al-Khairat
Madrasah ini didirikan di Palu ibukota Karesidenan pada tahun 1930 oleh Syrkh Al-Idrus.
Sistim pendidikannya mulanya hanya mementingkan pelajaran agama dan bahasa pengantarnya adalah Bahasa Arab. Tetapi sesuai dengan perkembangan zaman, maka dipecahkan menjadi 2 bagian, satu bagian mementingkan pelajaran agama dan bagian yang lain sebagian agama dan sebagian umum.
- Madrasah Tarbiyah Islamiyah
Madrasah ini didirikan pada tahun 1938. Oleh H. Abdoer Rahman Ambo Dale. Dan pada tahun 1947 Madrasah Tarbiyah Islamiyah itu berubah nama menjadi Madrasah Daru Da’wah wal Irsyad[5]
B. Masa Kerajaan Mataram (1575-1757 M)
1. Sejarah Masuknya Islam ke Mataram
Masuk Islam ke Mataram berawal dari Penyebaran Islam dari Demak yang dilanjutkan ke Pajang yang kemudian ke Mataram. Jawa Timur dan Mataram berhasil dipersatukan pada masa Sultan Agung. Penyebaran Islam dilakukan dengan akulturasi Islam ke dalam kebudayaan lama yang bercorak
- Gerebeg disesuaikan dengan Idul Fitri dan maulid yang dikenal dengan gerebeg poso dan mulud.
- Gamelan sekaten yang hanya dibunyikan pada gerebeg mulud di halaman masjid.[6]
Selain itu, di ibukota didirikan masjid Gede yang dikepalai oleh penghulu dengan 40 orang pegawai. Di tiap
2. Pendidikan dan Pengajaran Islam di Mataram
Berawal dari Desa diadakan beberapa tempat pengajian Qur,an. Disana diajarkan huruf hijaiyah, membaca Qur,an, berzanji, dan pokok-pokok dan dasar-dasar ajaran Islam lainnya. Cara pengajarannya ialah dengan cara hafalan semata-mata. Jumlah tempat pengajian Qur’an itu adalah menurut banyaknya modin di Desa itu. Sebab pada tiap-tiap tempat pengajian Qur’an itu harus ada modin sebagai gurunya.
Selain dari itu diadakan pula satu tempat pengajian kitab, bagi murid-murid yang telah khatam mengaji Qur’an. Gurunya biasanya modin di Desa itu sendiri. Guru agama itu di beri gelar Kiyahi Anom. Tempat pengajiannya disebut pesantren.
Waktu belajar adalah pagi hari, tengah hari, dan juga malam hari. Kitab yang diajarkan ditulis dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan ke dalam bahasa daerah.
Pada beberapa daerah kabupaten diadakan pesantren besar lengkap dengan pondok-pondoknya, untuk melanjutkan didikan dari pesantren Desa. Gurunya diberi gelar Kiyahi Sepuh atau Kanjeng Kiyahi. Guru-guru itu adalah ulma kerajaan (priyayi).
Kitab yabg diajarkan pada pesantren besar itu aialah kitab berbahasa arab yang diterjemahkan kata demi kata kedalam bahasa daerah dan diajarkan secara halaqah.
Disamping itu diadakan juga Pesantren Keahlian yang mengajarkan satu cabang ilmu agama dengan mendalam. Begitu pula ada perguruan thariqah yang khusus mengajarkan satu macam thariqah saja.[7]
DAFTAR PUSTAKA
Prof. DR. H. Mahmud Yunus. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. PT. Hidakarya Agung,
http://oktarizal-drianus.blogspot.com/2009/10/sejarah-pendidikan-islam-di-indonesia. html
Drs. H. A. Mustafa, Drs. Abdullah Ali. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Pustaka Setia.